Selasa, 01 April 2014

TUGAS 1 EKONOMI MONETER


Materi : 
1. Konsep Dasar Ekonomi Moneter
2. Uang dan Standar Moneter
3. Peran Lembaga Keuangan Bank & Non Bank : Bank Sentral


KONSEP DASAR EKONOMI MONETER
v  Pengertian Ekonomi Moneter
Ekonomi moneter adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat, fungsi serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang dan tingkat bunga yang dilaksanakan oleh Bank Sentral. Kebijakan moneter terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1.      bentuk metode Kuantitatif
Kebijakan Moneter Kuantitatif adalah suatu kebijakan umum yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian.
2.      bentuk metode Kualitatif
Kebijakan Moneter Kualitatif dapat berupa pengawasan pinjaman secaraa selektif, pembujukan moral, dan mengambil asumsi.
Ekonomi moneter mencakup atau mempelajari beberapa hal diantaranya :
1.      Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian
2.      Sistem moneter dan pengaruhnya terhadap jumlah uang beredar dan kredit
3.      Struktur dan fungsi bank sentral
4.      Pengaruh jumlah uang beredar dan kredit terhadap kegiatan ekonomi
5.      Pembayaran serta sistem moneter internasional

v  Pentingnya Ekonomi Moneter
Ekonomi moneter merupakan salah satu instrumen penting dalam perekonomian modern, perekonomian modern terdapat dua kebijakan perekonomian yang dijadikan instrumen oleh pemerintah dalam menstabilkan perekonomian suatu negara, yang pertama adalah kebijakan Fiskal, yaitu kebijakan yang diambil pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya dalam merealisasi tujuan-tujuan ekonomi. Yang kedua adalah kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan tingkat bunga. Dengan ekonomi moneter, dapat diketahui secara mendalam berbagai hal yang berkaitan dengan  uang, seperti mekanisme pemciptaan uang, peranan uang, pasar uang, tingkat bunga, sistem dan kebijakan moneter ini. Selain itu, dengan ekonomi moneter, dapat diketahui serta dianalisis berbagai fenomena dan kebijakan moneter beserta dampaknya.
Fenomena ekonomi moneter antara lain :
1.      Bertambahnya jumlah uang yang beredar
2.      Berubahnya tingkat suku bunga
3.      Kredit macet
4.      Fluktuasi nilai tukar, dan sejenisnya
Ada beberapa kebijakan moneter, diantaranya :
·         Kebijakan Bank Indonesia dalam menetapkan suku bunga
·         Kebijakan Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar rupiah
·         Kebijakan Bank Indonesia dalam mendorong penyaluran kredit
Ada 2 konsep dasar ekonomi moneter, yaitu :
1.      Konsep Dasar Ekonomi Moneter Konvensional
Konsep ini merupakan konsep dimana pada ekonomi konvensional menggunakan tingkat suku bunga sebagai salah satu instrumen utama dalam kebijakan moneter, tetapi konsep suku bunga dilarang dalam sistem ekonomi syariah karena dianggap riba yaitu suatu tambahan yang dipersyaratkan secara sepihak di awal perjanjian
Pada konsep ini, terdapat beberapa tujuan memegang uang, yaitu :

1.      Tujuan Transaksi
Uang digunakan untuk membayar transaksi-transaksi pembelian
2.      Tujuan Berjaga-jaga
Uang digunakan untuk mengantisipasi kerugian yang sewaktu-waktu akan timbul di masa yang tidak terduga maupun untuk masa yang akan datang
3.      Tujuan Spekulasi
Uang digunakan apabila suatu saat nanti tingkat bunga yang berlaku tersebut sangat menguntungkan dibandingkan dengan investasi sehingga banyak masyarakat yang mendepositokan uangnya dengan harapan mendapat imbalan bunga 
2.      Konsep Dasar Ekonomi Moneter Syariah
Konsep ini tidak menerapkan adanya pemnambahan suku bunga karena dianggap riba, tetapi dengan instrumen factoring (anjak piutang) yang dikelan dengan nama al-hiwalah. Kebijakan moneter dilaksanakan tanpa menggunakan instrumen bunga sama sekali. Pada konsep ini, Dinar dan dirham juga dijadikan sebagai alat pembayaran resmi. Sistem devisa bebas diterapkan, tidak ada halangan sedikit pun untuk mengimpor dinar dan dirham.
Penawaran uang terhadap pendapatan sangat elastis. Tinggi rendahnya permintaan uang bergantung kepada frekuensi tranaksi perdagangan dan jasa. Nilai emas dan perak pada kepingan dinar atau dirham sama dengan nilai nominal. Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga (larangan menimbun uang) karena tidak adanya hambatan terhadapa impor ketika demand meningkat.

UANG DAN STANDAR MONETER
v  Pengertian Uang dan Standar Moneter
Uang adalah sesuatu yang memiliki nilai yang secara umum diterima untuk pembayaran pembelian barang-barang dan jasa-jasa. Uang memiliki tiga fungsi, yaitu : alat pembayaran yang sah, alat penimbun kekayaan, dan alat pencicilan hutang. Bentuk fisik uang ada, yaitu uang kertas dan uang logam. Standar moneter dapat diartikan sebagai sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang, tidak terkecuali termasuk didalamnya peraturan tentang ciri-ciri atau sifat dari uang, pengaturan tentang jumlah uang yang beredar, baik kertas maupun logam, ekspor-impor logam-logam mulia serta fasilitas bank.
Ada beberapa ktiteria umum uang, antara lain :
1.      Acceptability dan Cognizability
Uang diterima dan diketahui secara luas kegunaannya sebgai alat tukar, penimbun kekayaan, dan standar cicilan hutang maka sesuatu itu memenuhi syarat pertama sebagai uang.
2.      Stability of Value
Uang akan besar manfaatnya apabila nilainya relatif stabil, hal ini merupakan salah satu fungsi dari uang adalah sebagai alat penimbun kekayaan.
3.      Portability
Uang hasrus mudah dibawa kemana-mana untuk memudahkan penggunaan uang untuk transaksi.
4.      Durability
Dengan adanya perpindahan uang dari satu tangan ke tangan yang lain, maka mengharuskan uang tersebut tetap utuh dan terjaga nilainya secara fisik.
5.      Divisibility
Uang digunakan untuk menetapkan transaksi dari berbagai jumlah, sehingga uang dari berbagai nominal (satuan/unit) harus dicetak untuk mencukupi atau melancarkan transaksi jual-beli.
6.      Elaasticity of supply
Jumlah uang yang beredar harus mencukupi kebutuhan dunia usaha (perekonomian) supaya tidak mengakibatkan perdagangan macet dan pertukaran dilakukannya sperti pada perekonomian barter.
                        Uang memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1.      Fungsi Asli
·         Sebagai alat tukar
Kita dapat melakukan pertukaran dengan menggunakan uang, sehingga lebih praktis
·         Sebagai satuan hitung
Uang dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang dan jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman
·         Sebagai penyimpan nilai
Uang dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang
2.      Fungsi Turunan
·         Sebagai alat pembayaran
·         Untuk menentukan harga
·         Sebagai alat pembayaran yang hutang
·         Sebagai alat penimbun kekayaan
·         Sebagai alat pemindahan kekayaan
·         Sebagai alat untuk meningkatkan status sosial

v  Macam-Macam Standar Moneter
Standar Moneter bisa dikategorikan menjaddi 2 golongan, diantaranya :
a.      Standar barang ( Commodity Standard )
Standar barang adalah sistem moneter dimana nilai atau tenaga beli uang dijamin sama dengan seberat tertentu barang, seperti emas, perak, dan lain-lain yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Standar barang tersebut dapat terdiri dari :
1.      Standar Emas ( The Gold Standar ), yaitu suatu sistem moneter dimana suatu bangsa menyatakan kesatuan moneternya dengan emas. Macam-macam standar emas yaitu :
a.      The Gold Coin Standard
Ø  Kelebihan
Kelebihan dari The Gold Coin Standard adalah adanya kebebasan membuat uang dan terjaminnya pasar bebas emas menjaga nilai pasar dari emas dan nilai nominal dari uang tetap sama. Akibatnya akan terjadi kesamaan nilai pasar dari emas batangan dengan uang yang sekarang relatif jangka ( langka ). Kelebihan lainnya yaitu semua bentuk uang kertas dan uang kredit bank dapat ditebus dengan uang emas.
Ø  Kelemahan
Tidak ada tujuan yang jelas atau riil tentang penggunaan uang emas, jarangnya emas digunakan dalam perdangangan domestik, dan melemahnya perbendaharaan cadangan emas dengan cepat karena banyaknya individu yang memegang uang emasnya selama periode krisis moneter sehingga meminimumkan kapasitas pemerintah dalam mengejar tambahan permintaan emas.

b.      The Gold Bullion Standard
Ø  Kebaikan
Standar ini mengatasi keburukan dari The Gold Coin Standard, karena negara dibebaskan dari beban pembuatan uang emas. Selain itu, dengan peran pemerintah yang hanya menjual emas dalam bentuk emas batangan yang bernilai tinggi, hal ini dapat mencegah larinya emas ke luar negeri.
Ø  Kelemahan
Jumlah uang dan kredit yang menjadi tidak berpengaruh dengan operasi standar emas yang otomatis karena banyak individu tidak mempunyai hak untuk memasukkan emas kedalam cadangan emas negerinya. Selain itu The Gold Bullion Standard ini banyak disebut standarnya orang kaya yang operasinya dikalangan atas dan tidak berlaku bagi orang kecil.

c.       The Managed Gold Buliion Standard
Pada standar ini tidak ada pasar bebas untuk emas. Dalam Undang-Undang Cadangan Emas 1934 di Amerika memantapkan pemakaian standar ini. Peraturan ini memberikan kekuasaaan kepada perintah untuk menurunkan kadar emas dalam setiap satuan dolar.

d.      The Gold Exchange Standard
Ø  Kebaikan
Aliran emas untuk membayar utang-utang dapat diminimumkan karena adanya cadangan yang diluar negeri yang tersedia.
Karena aliran emas sangat terbatas, ongkos pengiriman logam-ligam menurun, adanya ketidakmerataan dalam distribusi emas di Amerika dan Perancis
Ø  Kelemahan
·         Standar emas ini mengurangi berlakunya operasi otomatis dari standar emas secara umum
·         Negara lain harus selalu bersedia untuk mengekspor emas jika negara pemilik menginginkan untuk maengambilnya
·         Adanya penghapusan dasra kredit bank karena emasnya berkurang dan juga akan mengakibatkan penciutan jumlah uang yang beredar
·         Menghindari deflasi dengan cara menolak pembayaran utang-utang luar negeri

Kebaikan standar emas
Standar ini mempertahankan standar emas atas dasar sebagai berikut :
a.       Acceptability
Seluruhnya uang dan deposit di dalam negara yang menganut standar emas pada umumnya beredar karena masyarakat menyadari bahwa uang kertas yang diciptakan dan deposito bank adalah dapat ditukarkan dengan segera dengan emas.
b.      A Check on Inflation Deflation
Pembatasan secara otomatis terhadap pemerintah dalam percetakan uang dan kredit bank mencegah percetakan uang yang berlebihan dibandingkan dengan penyediaan barang-barang dan jasa.
c.       Automatic Limitation on Medium of Exchange
Persyaratan minimum cadangan emas untuk uang kertas yang diciptakan dan deposito bank membuat suatu penahan yang otomatis pada kelebihan pencetakan uang kertas dan kredit bank.
d.      Basis of an International Money Sistem
Uang kartal didasarkan pada emas dan diterima secara umum, serta nilainya yang stabil mengakibatkan uang dipakai sebagai nilai standar internasional dan sebagai alat penukar.
e.       Stimulus to International Investment and Trade
Selama uang emas diterima secara umum berarti dengan standar emas akan menggairahkan perdagangan internasional dan investasi.
f.       Uniform International Price System
Pasar bebas emas memperbolehkan setiap orang untuk mengimpor dan mengekspor emas. Pergerakan emas mempengaruhi harga-harga internasional dan secara otomatis membuat penyesuaian pad aharga-harga internasional. Penyesuaian ini dikenal dengan nama “ Mekanisme DAVID HUME “.
                        Kelemahan standar emas
                        Kelemahan standar emas antara lain :
a.       Kepercayaan terhadap uang yang timbul hanya bila kepercayaan itu diperlukan.
b.      Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan secara otomatis pada penawaran uang dan deposito
c.       Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut ataupun kita percayai.
d.      Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan kegiatan usaha yang bersangkutan meletakkan dasar ( landasan ) kerja untuk spekulasi dan akibatnya, nilai uang akan jatuh.
e.       Selama kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneter menjamin stabilitas pertukaran atau perdangan luar negeri, tetapi tidak menjamin keseimbangan harga di dalam negeri.

2.      Standar Perak ( The Silver Standar )
Banyaknya kesamaan dengan standar emas bisa dimungkinkan adanya :
1.      The Silver Coin Standard
2.      The Silver Buliion Standard
3.      The Managed Silver Buliion Standar
4.      The Silver Exchange Standard

3.      Standar Kembar ( Emas dan Perak )
Suatu negara dapat dikatakan menganut sistem ini jika :
a.       Dua logam pada suatu perbandingan tetap antara satu dengan yang lain dijadikan sebagai standar nilai satu-satuan moneternya.
b.      Uang emas dan perak dinyatakan sebagai alat pembayaran yang sah.
c.       Segala bentuk uang kertas dari suatu negara mungkin dapat ditukarkan oleh pemegangnya ke dalam bentuk uang logam atau batangan logam.

Kebaikan Standar Logam Kembar ( Bimetallism Standar )
a.       Kurang memadainya penyediaan emas relatip terhadap uang dan kredit yang diciptakan oleh pemerintah.
b.      Beberapa penganjur standar ini percaya bahwa sistem logam kembar ini akan dapat menciptakan kestabilan nilai uang dari pada standar tunggal yang didasarkan atas emas.
c.       Nilai dari cadangan emas juga akan lebih stabil karena produksi dari emas dan perak berubah-ubah dalam arah yang berlainan.
d.      Hukum Gresham tidak secara tetap akan berlaku karena aliran yang terlalu tinggi dari uang de dalam pasar yang mana akan menekan nilainya.

Kelemahan Standar Logam Kembar ( Bimetallism Standar )
Kelemahan dari standar ini adalah perbedaan antara nilai tambang dengan nilai pasar dari dua logam cenderung mendorong logam yang mudah hilang dari peredaran yang mengakibatkan sistem moneter ini hanya berdasar pada satu logam saja.

Pada standar barang ini ada 2 istilah, yaitu :
1.      Mono-Metallism Standar, yaitu jika suatu negara hanya memakai satu jenis barang atau logam sebagai standar moneternya
2.      Bimetallism Standar, yaitu jika suatu negara memakai dua barang atau logam sebagai standar moneternya

b.      Standar Kepercayaan ( Fiat Standard )
Standar kepercayaan adalah sistem moneter dimana nilai atau tenaga beli uang tidak dijamin dengan seberat tertentu barang ( logam ). Masyarakat mau menerima uang tersebut sebagai alat pembayaran yang sah sebagai alat penukar hanya atas dasar kepercayaan.

c.       The Managed Paper Standard
Sistem moneter dapat diatur tanpa memandang cadangan emas yang di punya tetapi semat-mta pada kegiatan perluasan usaha.
Macam-macam the managed paper standard antara lain :
a.       Fiat Money
Fiat Money merupakan uang kartal yang tidak dijamin dengan emas ataupun perak, dibuat oleh pemerintah, dan tanpa janji untuk dapat ditebus. Nilainya tidak dijamin dengan seberat emas atau perak, dan nilai tukarnya tergantung pada kemampuan pemerintah dalam membatasi jumlahnya agar dapat mengurangi penyusutan yang besar.
b.      Inconvertible Paper Money
Inconvertible paper money merupakan uang kertas yang tidak dapat ditukarkan ( inconvertible ), ini tergantung pada 2 faktor yaitu :
a.       Pemerintah menguasai cadangan uang
b.      Posisi kredit pemerintah didasarkan pada besarnya cadangan logam dan penggunaannya untuk menembus apa yang tidak dapat ditebus dengan uang kertas.


PERAN LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN NON BANK : BANK SENTRAL
v  Pengertian Lembaga Keuangan dan Bank Sentral
Lembaga  keuangan merupakan suatu badan,wadah atau tempat yang melakukan aktifitas dibidang keuangan dengan fungsi menyimpan, menarik, menghimpun uang dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat melalui pinjaman, tabungan, deposito, giro, dll. Secara garis besar, lembaga keuangan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.      Bank ( bank umum, bank perkreditan rakyat, dan bank koperasi )
2.      Lembaga Keuangan Bukan Bank, LKBB ( perusahaan asuransi, pegadaian, dan dana pensiun )
Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 1967 tentang Bank Sentral yang dimaksd dengan Bank Sentral adalah Bank Indonesia. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang adda di Indonesia. Tugas Bank Sentral di Indonesia antara lain :
·         Mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah
·         Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja, guna meningkatkan taraf hidup rakyat
Bank sentral juga memiliki peranan dalam perekonomian di Indonesia, antara lain :
1.      Sebagai Bankers Bank
Bank sentral dapat memberikan pinjaman kepada bank umum apabila bank umum tersebut membutuhkan likuiditas atau cadangan. Bank sentral dapat bertindak sebagai clearing house dari system perbankan suatu negara, yaitu bank sentral dapat menyelesaikan piutang dan utang antar bank yang bersangkutan

2.      Sebagai Bank Pemerintah
Bank sentral didirikan untuk menyimpan pendapatan pemerintah an membayar pengeluaran pemerintah, dan juga sebagai tempat pemerintah meminjam uang apabila pengeluaran pemerintah lebih besar dari pendapatan.
Ada beberapa Undang-Undang yang mengatur tugas-tugas Bank Sentral atau Bank Indonesia :
1.      Pasal 34 UU No. 13 Tahun 1968
Dalam pasal ini disebutkan bahwa Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas pemerintah. Bank Indonesia membantu pemerintah dalam menempatkan surat utang Negara, penatausahaan serta pembayaran kupon dan pelunasannya.
2.      Pasal 35
Dalam pasal ini disebutkan bahwa Bank Indonesia memberikan kepada pemerintah kredit dalam rekening koran untuk memperkuat kas negara menurut keperluan sebagaimana ditetepkan APBN.

3.      Mengawasi Bank-Bank dan Lembaga-Lembaga
Bank sentral bertinak sebagai pengawas bank umum dan lembaga keuangan, karena operasional dari bank umum dan lembaga keuangan adalah berdasarkan kepercayaan masyarakat ini perlu diadakan pengawasan dalam operasionalnya.

4.      Mencetak Uang dan Penyediaan Uang bagi Perekonomian
Bank sentral dapat mencetak uang untuk memperlancar aktivitas produksi dan perdagangan dalam suatu negara.
Lembaga keuangan sebagai badan yang melakukan kegiatan-kegiatan di bidang keuangan mempunyai peranan sebagai berikut :
1.      Pengalihan aset
Lembaga keuangan mengalihkan atau meminahkan kewajiban peminjam menjadi suatu jangka waktu jatuh tempo sesuai keinginan penabung.
2.      Likuiditas
Sekuritas sekunder seperti tabungan, deposito, sertifikat eposito yang diterbitkan bank umum memberikan tingkat keamanan dan likuiditas yang tinggi di samping tambahan pendapatan
3.      Alokasi pendapatan
Untuk menghadapi masa yang akan datang, masyarakat banyak yang menyisihkan atau merelokasikan pendapatannya untuk persiapan di masa yang akan datang.
4.      Transaksi
Lembaga keuangan berperan serta dalam proses transaksi keuangan di suatu negara.
 Industri perbankan Indonesia telah menjadi industri yang hampir seluruh aspek  kegiatannya diatur oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Lembaga keuangan non Bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.
Fungsi perbankan menyebabkan persaingan antar Bank cenderung semakin meningkat. Kemampuan suatu Bank untuk menghadapi situasi tersebut memerlukan strategi yang tepat, terutama mengantisipasi perkembangan ekonomi atau moneter nasional, mengantisipasi potensi pasar suatu produk perbankan, efisiensi dan efektifitas operasional Bank. Sebagai lembaga yang profit oriented dengan tetap mematuhi aspek regulasi dari otoritas moneter (BI), fungsi perbankan setelah satu dasawarsa pakto 1988 menunjukkan peranan yang semakin penting. Kondisi dunia perbankan bisa dijadikan indikator atau instrumen yang digunakan untuk memantau perkembangan sektor ekonomi moneter. Peranan perbankan memerlukan dukungan kemampuan sumber daya manusia serta pencarian alternatif penanganan operasional bank yang semakin efektif dan efisien.
Sebagai otoritas moneter, bank Indonesia menjaga sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran). Dalam menjaga stabilitas moneter, Bank Indonesia juga dibantu oleh stabilitas sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu juga sebaliknya. Sistem keuangan addalah salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga apabila bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal.
           
Daftar Pustaka