Selasa, 01 November 2011

Pencemaran Air


 PENCEMARAN AIR AKIBAT BENCANA TSUNAMI

1.      PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Air merupakan suatu komponen yang penting dalam kehidupan kita. Makhluk hidup di muka ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan dimuka bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka bila tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Sementara itu, bencana alam sudah sering melanda bumi ini, seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, sampai yang cukup dahsyat yaitu tsunami. Tsunami pernah melanda Banda Aceh dan sekitarnya yang menelan banyak korban. Selain itu bencana tsunami tersebut memporak-porandakan Banda Aceh dan juga menghanyutkan apa saja yang dilewati air tsunami tersebut. Tsunami biasanya diakibatkan karena adanya gempa bumi di dasar laut.

B.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui tentang pencemaran air
Mengetahui penyebab pencemaran air akibat bencana tsunami

C.     Batasan
Dalam penulisan karya ilmiah ini saya membahas tentang pencemaran air akibat bencana tsunami dan juga tentang mengapa ait tsunami berwarna hitam pekat yang menyebabkan pencemaran air.

D.    Metode Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi kepustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku mata pelajaran yang berkaitan dengan karya ilmiah ini. Metode yang lain, yaitu dengan mencarit (browsing) di internet untuk mencari tahu informasi yang dibutuhkan. Daftar Pustaka dari karya ilmiah ini yaitu:
1.      id.wikipedia.org/wiki/Tsunami

2.      ISI MATERI
Tsunami dalam bahasa jepang yaitu tsu artinya pelabuhan dan nami artinya gelombang. Secara harfiah berarti ombak besar  di pelabuhan adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal yang datang dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat dibawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang di kandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam, hal ini setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga puluhan meter. Hantaman gelombang tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena tsunami bisa di akibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.

Dampak negatif yang ditimbulkan setelah tsunami adalah tsunami merusak apa saja yang dilaluinya, seperti bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan air, pencemaran air, tanah, dan air bersih. Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara tidak hanya mengakibatkan hilangnya ratusan ribu nyawa manusia tetapi juga rusak nya daerah tersebut dan tercemarnya lingkungan hidup. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.  Masalah lingkungan yang terjadi diantaranya pencemaran air akibat kerusakan infrastruktur seperti septik tank, saluran air kotor, tangki penimbunan bahan-bahan yang mengandung bahan-bahan berbahaya yang beracun. Hal ini menyebabkan terjadinya pencemaran air, tanah dan air tanah.

Ada beberapa masalah yang ditimbulkan pasca terjadinya bencana tsunami, diantaranya seperti pencemaran air karena kuman yang berasal dari kotoran manusia dan hewan. Selain itu jezanah yang hanyut dan terlentar akibat tsunami dapat menyebabkan bau busuk yang tidak menyenangkan dan juga jamur pembusuk jenazah dapat menimbulkan keracunan bila tercemar ke sumber air bersih. Penyebab lain yang menyebabkan pencemaran air setelah bencana tsunami yaitu jika penyusun sedimen di dasar laut adalah endapan aluvial yang berwarna hitam maka air yang dibawa tsunami berwarna hitam. Namun jika dasar lautnya berupa karang maka air yang dibawa tsunami warnanya agak kecoklatan atau lebih terang. Tetapi hal ini tergantung dari sedimennya. Misalnya sungai di sekitar pantai itu seperi air selokan yang kotor, kemudian air itu mengalir ke laut, dan mengendap di dasar laut sekian tahun maka saat tsunami datang endapan air akan dibongkar dan bercampur dengan air laut yang dibawa saat tsunami yang pada akhirnya menyebabkan pencemaran air setelah tsunami. Selain itu ditambah lagi dengan sisa-sisa lumpur laut yang kaya dengan zat organik yang dapat membusuk sehingga terjadi pencemaran air.

Kemungkinan lain yang menyebabkan air tsunami berwarna hitam dan juga menyebabkan pencemaran air adalah karena adanya lumpur vulkanik, ketika gempa terjadi sebelum tsunami terbentuk rekahan, sehingga bila ada lumpur vulkanik di bawah tanah maka akan keluar ke permukaan laut dan bercampur dengan air. Lumpur vulkanik biasanya merupakan semburan lumpur atau tanah liat yang bercampur air, yang diikuti gas metan. Lumpur ini kerap kali dikaitkan dengan zona gempa bumi. Lumpur semacam ini biasanya terdapat di daerah yang kaya hidrokarbon.  Selain itu bisa saja di akibatkan karena adanya pencemaran disekitar pantai dan dari pencemaran itulah kemudian terjadi pengendapan di dasar laut. Yang mengendap itu adalah sedimen yang berwarna hitam. Yang paling mempengaruhi adalah endapan di laut.
 
3.      KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas, dapat disimpullkan bahwa pencemaran air akibat tsunami dapat disebabkan oleh kuman yang dibawa jenazah yang membusuk. Selain itu juga dapat disebabkan karena bercampurnya lumpur dengan air yang terbawa saat terjadinya tsunami. Selain itu bisa juga disebabkan karena adanya pengendapan dibawah laut.         
   
 
               

Pemanfaatan Energi Alternatif

PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF DARI TEBU

1.      PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Perburuan energi alternatif untuk menyiasati menyusutnya minyak bumi dan batubara terus berlangsung.
 Saat ini semakin banyak orang yang menggunakan energi alternatif dari berbagai bahan baku, seperti tebu, singkong, batang jagung, dll. Salah satu yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar yaitu tanaman tebu.  Saat harga minyak bumi naik, tanaman tebu di negara itu berbondong-bondong diberdayakan menjadi bahan bakar. Berbeda dengan minyak bumi, tebu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources). Menurut studi yang ada, dibandingkan premium, ethanol lebih ramah lingkungan dan mengurangi pencemaran.

B.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

  1.  Mengetahui contoh pemanfaatan energi alternatif
  2. Mengetahui energi alternatif dari tebu
  3. Mengetahui proses pengolahan tebu sebagai energi alternatif

C.     Batasan
Dalam penulisan karya ilmiah ini saya membahas tentang pemanfaatan energi alternatif dari tebu sebagai pengganti bahan bakar.

D.    Metode Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi kepustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku mata pelajaran yang berkaitan dengan karya ilmiah ini. Metode yang lain, yaitu dengan mencarit (browsing) di internet untuk mencari tahu informasi yang dibutuhkan. Daftar Pustaka dari karya ilmiah ini yaitu:

1.      http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_alternatif

2.      ISI MATERI

v  Penjelasan Energi Alternatif Tebu
Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Istilah ini digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi dan juga berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Istilah “alternatif” merujuk pada suatu teknologi selain teknologi yang digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Teknologi alternatif yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan mengatasi masalah dan tidak menghasilkan masalah seperti penggunaan bahan bakar fosil.

v  Bahan Baku
Tebu merupakan salah satu jenis tanaman yang hanya dapat ditanam di daerah yang memiliki iklim tropis, termasuk salah satunya di Indonesia. Tebu-tebu dari perkebunan diolah menjadi gula di pabrik-pabrik gula. Selama proses produksi, gula yang termanfaatkan hanyalah 5%, lalu ampas tebu yang dihasilkan sebesar 90% dari setiap tebu yang diproses, sedangkan sisanya berupa tetes tebu (molase) dan air. Sebanyak 60 persen ampas tebu tersebut dimanfaatkan sebagai bahan boiler di pabrik gula, bahan baku kertas, pupuk, pulp dan asbes.
Salah satu bahan baku yang dimanfaatkan untuk energi alternatif yaitu tebu. Tebu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources). Saat harga minyak bumi naik, tanaman tebu diberdayakan menjadi bahan bakar. Dibandingkan premium, ethanol lebih ramah lingkungan, karena bahan bakar ini bisa mengurangi kadar karbonmonoksida (Co), hidrokarbon, bahkan emisi gas beracun lainnya. Tak kurang dari empat juta kendaraan telah menggunakan energi dari alkohol cair ini. Tetes tebu dapat menghasilkan alkohol, sekitar 4-5 persen tebu dapat menghasilkan cairan yang dapat didayagunakan menjadi alkohol. Dengan asumsi 80 liter bioetanol dapat dihasilkan dari 1 ton tebu dan produktivitas tebu rata-rata 80 ton per ha, maka dari setiap ha lahan tebu dapat dihasilkan 6.400 liter etanol.

Penggunaan tebu sebagai bahan pembuatan etanol yang nantinya akan digunakan sebagai alternative renewable energi cukup menjanjikan, Upaya penggunaan etanol dari tebu sebagai alternatif bahan bakar perlu didukung, hal ini dilatarbelakangi oleh 2 hal yaitu adanya alasan ekonomi yang kuat berkaitan dengan berkurangnya cadangan minyak, fluktuasi harga dan ketidakstabilan politik di kawasan Timur Tengah sehingga mengganggu suplai BBM di beberapa negara importir termasuk Indonesia. Selain bahan baku gula, tebu bisa diberdayakan menjadi ragi roti, ensim protease (untuk kecantikan), ensim dekstranase, pupuk organik atau pupuk hayati dari ampas. Selain itu, tebu bisa menghasilkan bahan bakar kendaraan.

v  Proses Pengolahan

Unit prosesing pembuatan etanol dari tebu terdiri dari 4 bagian, yaitu :
1.      Unit gilingan
2.      Unit preparasi bahan baku
3.      Unit fermentasi
4.      Unit Destilasi

Ø  Unit gilingan berfungsi untuk menghasilkan nira mentah dari tebu. Komponen unti gilingan terdiri dari pisau pencacah dan tandem gilingan. Sebelum masuk gilingan, tebu dipotong-potong terlebih dahulu dengan pisau pencacah. Cacahan tebu selanjutnya masuk ke dalam tandem gilingan 3 rol yang biasanya terdiri atas 4 atau 5 unit gilingan yang disusun secara seri. Pada unit gilingan pertama, tebu diperah menghasilkan nira perahan pertama (npp). Ampas tebu yang dihasilkan diberi imbibisi, kemudian digiling oleh unit gilingan kedua. Nira yang terperah ditampung, ampasnya kembali ditambah air imbibisi dan digiling lebih lanjut oleh unit gilingan ketiga, dan demikian seterusnya. Semua nira yang keluar dari setiap unit gilingan dijadikan satu dan disebut nira merah.

Ø  Unit preparasi berfungsi untuk menjernihkan dan memekatkan nira merah yang dihasilkan unit gilingan. Klarifikasi bisa dilakukan secara fisik dengan penyaringan ataupun secara kimiawi. Klarifikasi bertujuan untuk menghilangkan beberapa imputities yang bisa mengganggu proses fermentasi. Lalu nira merah yang dihasilkan dari proses ini disebut dengan nira jernih.

Ø  Unit fermentasi berfungsi untuk mengubah nira jernih menjadi etanol, dengan  melalui aktivitas fermentasi ragi. Jumlah unit fermentasi biasanya terdiri dari beberapa unit (batch) atau system kontinyu tergantung kepada kondisi dan kapasitas pabrik. Beberapa nutrisi ditambahkan untuk optimalisasi proses. Etanol yang terbentuk dibawa ke dalam unit destilasi.

Ø  Unit destilasi berfungsi untuk memisahkan etanol dari cairan lain khususnya air. Unit ini juga terdiri dari beberapa kolom destilasi. Etanol yang dihasilkan biasanya memiliki kemurnian sekitar 95-96%. Proses pemurnian lebih lanjut akan menghasilkan etanol dengan tingkat kemurnian lebih tinggi (99%/ethanol anhydrous), yang biasanya digunakan sebagai campuran unleaded gasoline menjadi gasohol.

Selain nira, ampas yang dihasilkan sebagai hasil ikutan dari unit gilingan bisa diproses lebih lanjut menjadi etanol dengan cara menambah unit pretreatment dan sakarifikasi. Unit  pretreatment berfungsi untuk mendegradasi ampa smenjadi komponen selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Dalam unit sakarifikasi, selulosa dihidrolisa menjadi gula (glukosa) yang akan menjadi bahan baku fermentasi, selanjutnya didestilasi menghasilkan etanol.

v  Industri yang mengelola

PT Radjawali Nusantara Indonesia telah menggunakan beberapa bahan bakar alternatif di pabrik gulanya seperti bahan bakar daduk (daun kering tebu) dan kayu di samping ampas tebu dan residu (BBM), bahan bakar grajen (serutan kayu) dan batubara, serta sekam padi. Upaya efisiensi penggunaan energi telah dilakukan pabrik gula RNI ( Radjawali Nusantara Indonesia) sejak 2003. PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI)  ikut memanfaatkan KKPE. Untuk pengembangan tebu PT RNI memanfaatkan KKPE sampai Rp. 230 miliar. Dana itu disalurkan lagi ke petani tebu.

PT Rajawali Nusantara Indonesia – BUMN yang mengelola delapan pabrik gula yang juga mencoba menghasilkan sumber-sumber energi altternatif pengganti BBM dalam upaya langkah efisiensi. Selain BBM, ampas tebu kerap digunakan sebagai sumber energi di pabrik gula.

PT RNI juga akan membangun pembangkit listrik berbahan ampas tebu dan pabbrik, pengolah molases (tetes tebu) menjadi bioetanol dengan dana mitra strategis dan KKPE. Bahan baku bioetanol (tebu) dan biodesel berupa minyak sawit mentah (CPO) lebih baik diekspor atau dijual ke industri daripada diolah jadi energi terbarukan. Akibat minimnya permintaan bioetanol dalam negeri, sejak setahun lalu, produsen berhenti memasoknya.

Selain itu, salah satu negara yang sukses menggunakan bioenergi yang berupa etanol dari tebu sebagai bahan bakar adalah Brazil. Brazil adalah produsen kedua terbesar di dunia bahan bakar etanol dan eksportir terbesar di dunia. Saat ini tidak ada lagi kendaraan ringan di Brazil yang berjalan murni dengan menggunakan bensin. Salah satu potensi yang relatif besar adalah pengembangan bioetanol berbahan baku tebu. Menurut data teknis di Brazil, dengan asumsi 80 liter bioetanol dapat dihasilkan dari 1 ton tebu dan produktivitas tebu rata-rata 880 ton per ha, maka dari setiap ha lahan tebu dapat dihasilkan 6.400 liter etanol. Etanol dari tebu dapat mensubstitusikan 10% dari kebutuhan gasoline.

* Kesimpulan
          Pada dasarnya beberapa sumber daya alam dapat diolah menjadi bahan bakar, tergantung dari manusianya sendiri apakah mampu mengelola sumber daya tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat.
          
Nama : Esti Ristanti (52211506)
            Rista Agustina (56211283)